Thursday 15 May 2014



Sirih berlipat sirih pinang,
Sirih dari Pulau Mutiara,
Pemanis kata selamat datang,
Awal Bismillah pembuka bicara.

Mencari timba si anak dara, 
Di bawah sarang burung tempua, 
Salam sembah pembuka bicara, 
Selamat datang untuk semua.


Blog ini merupakan suatu kerjasama antara kami (AFzal-IQbal-ZAkaria) untuk berkongsi sedikit sebanyak mengenai ilmu membaca. Kewujudan blog ini hasil daripada pengalaman kami mengikuti Kursus BMK3033 Keterampilan Membaca hasil tunjuk ajar daripada pensyarah kami yang tercinta iaitu Dr. Makmur bin Haji Harun. Kami amat menghargai tunjuk ajar serta segala perkongsian ilmu yang sangat bernilai oleh beliau. 

Oleh itu, kami mengalu-alukan kesudian saudara dan saudari sekalian untuk melawati dan menjadikan blog ini sebagai wadah perbincangan dan perkongsian ilmu. Besarlah harapan kami agar blog ini dapat dijadikan rujukan untuk anda semua. Sekian, terima kasih.

" Menuntut Ilmu adalah Takwa
Menyampaikan Ilmu adalah Ibadah
Mengulang Ilmu adalah Zikir
Mencari Ilmu adalah Jihad.."



Thursday 8 May 2014


RABBANI - APA YANG KAU TAHU




BELAJAR MEMBACA DENGAN BUNYI:
ABU ADA AYAM - MALAY PHONICS SONG




SIRI PANDUAN BACALAH ANAKKU 
: BUNYI DALAM BAHASA MELAYU ( SESUAI BAGI KANAK-KANAK)



AJAR ANAK MEMBACA AL-QURAN:
ALIF BA TA



LAGU MEMBACA GAYA WAWASAN



MUTIARA KATA

PERPISAHAN

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.


KATA TERINDAH


Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.


SAHABAT SEJATI


Tidak ada sahabat sejati yang ada hanya kepentingan.


PERSAHABATAN


Persahabatan itu adalah tanggungjawaban yang manis, bukannya peluang.


SULUH HIDUP


Tuhan telah memasang suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan;berdosalah mereka yang mematikan suluh itu dan menguburkannya ke dalam abu.


PENYAIR


Penyair adalah orang yang tidak bahagia, kerana betapa pun tinggi jiwa mereka, mereka tetap diselubungi airmata.
Penyair adalah adunan kegembiraan dan kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.
Penyair adalah raja yang tak bertakhta, yang duduk di dalam abu istananya dan cuba membangun khayalan daripada abu itu.
Penyair adalah burung yang membawa keajaiban. Dia lari dari kerajaan syurga lalu tiba di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya dengan suara bergetar. Bila kita tidak memahaminya dengan cinta di hati, dia akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang kembali ke negeri asalnya.

SUARA KEHIDUPANKU


Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita cuba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu.


KEINDAHAN KEHIDUPAN


Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. 

Dan kalian  adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yag termangu di depan cermin. Dan kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu.

RUMAH


Rumahmu tak akan menjadi sebuah sangkar, melainkan tiang utama sebuah kapal layar.


PUISI


Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.


NILAI


Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.


PENDERITAAN


Penderitaan yang menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus kesedaran- seperti pecahnya kulit buah supaya intinya terbuka merekah bagi sinar matahari yang tercurah.

Kalian memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan. Jika hati kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan daripada kesenangan.
Banyak di antara yang kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri - ubat pahit kehidupan agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan teguk habis ramuan pahit itu dengan cekal dan tanpa bicara.

SAHABAT


Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.


SIKAP MANUSIA


Jauhkan aku dari manusia yang tidak mahu menyatakan kebenaran kecuali jika ia berniat menyakiti hati, dan dari manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, dan dari manusia yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain.


DUA HATI
Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar.



HUTANG KEHIDUPAN

Periksalah buku kenanganmu semalam, dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang kepada manusia dan kehidupan.


INSPIRASI


Inspirasi akan selalu bernyanyi; kerana inspirasi tidak pernah menjelaskan.

POHON
Pohon adalah syair yang ditulis bumi pada langit. Kita tebang pohon itu dan menjadikannya kertas, dan di atasnya kita tulis kehampaan kita.


FALSAFAH HIDUP


Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta


KERJA


Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri,dengan diri orang lain dan kepada Tuhan.

Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.

LAGU GEMBIRA


Alangkah mulianya hati yang sedih tetapi dapat menyanyikan lagu kegembiraan bersama hati-hati yang gembira.


KEBEBASAN


Ada orang mengatakan padaku, “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan.”
Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan.”


ORANG TERPUJI


Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian, dan tetap diam bila tertimpa fitnah.


BERJALAN SEIRINGAN


Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan. Kerana aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu.


DOA


Doa adalah lagu hati yang membimbing ke arah singgahsana Tuhan meskipun ditingkah oleh suara ribuan orang yang sedang meratap.



PENYIKSAAN


Penyiksaan tidak membuat manusia tak bersalah jadi menderita: penindasan pun tak dapat menghancurkan manusia yang berada di pihak Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh minum racun, dan Stephen tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang benar-benar menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan penindasan itu, dan terasa pedih bila kita mengkhianatinya.


KATA-KATA


Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyedari akan keabadiannya.


BICARA WANITA


Bila dua orang wanita berbicara, mereka tidak mengatakan apa-apa; tetapi jika seorang saja yang berbicara, dia akan membuka semua tabir kehidupannya.


KESEDARAN


Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di situlah terletak kehormatan dan pahalaku.


ILMU DAN AGAMA


Ilmu dan agama itu selalu sepakat, tetapi ilmu dan iman selalu bertengkar.


NILAI BURUK


Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.


MENUAI CINTA


Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka fikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

KEHIDUPAN


Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, pun tidak tenggelam dimasa lampau.


KERJA


Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita.


SELAMATKAN AKU


Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran kecuali kalau kebenaran itu menyakiti; dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk; dan dari dia yang memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain.


CINTA


Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.


CINTA

Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.

Lagu UPSI - Ibu Kandung Suluh Budiman


Rabbani - bacalah



RUJUKAN 



Mahzan Asrhad (1994). Pencapaian pelajar dalam ujian pemahaman bacaan kesusasteraan. Jurnal Pendidikan, 16, 45-57. 

Mahzan Arshad (2003). Pendidikan Literasi Bahasa Melayu: Satu Pendekatan Bersepadu. Kuala Lumpur: 
Utusan Publication & Distributors.

Mahzan Arshad (2008). Pendidikan Literasi Bahasa Melayu: Strategi Perancangan dan Pelaksanaan 

Mahzan Arshad (1994). “Pembentukan soalan kefahaman bacaan sastera dalam pengajaran
Bahasa Melayu” Jurnal Dewan Bahasa, Jilid 38, Bil.9. Hlm. 841-848. 

Mahzan Arshad. (1998). Malaysian student teachers’ responses to multicultural literature. Tesis
Doktor Falsafah yang belum diterbitkan. University of Pittsburgh. 

Mahzan Arshad (1999) Intertekstualiti: Satu pendekatan alternatif bagi memahami teks
bacaan”. Jurnal Pendidikan, Jilid 20. Hlm.13- 26. 

Khadijah Rohani Mohd. Yunus (1982).  Ujian kefahaman untuk sekolah menengah.
Kertas dalam Seminar Perguruan: Pengukuran dan Penilaian dalam Bidang Pendidikan Bahasa. Universiti Malaya, Kuala Lumpur. 

Mahzan Arshad (1998). Malaysian student teachers’ responses to multicultural 
literature. Disertasi Ijazah Doktor Falsafah, University of Pittsburgh, Pennsylvania, USA.





PENTAKSIRAN MEMBACA

Pendahuluan
  • Pentaksiran membaca merupakan kemahiran penting yang perlu dikuasai oleh murid-murid. 
  • Pentaksiran kemahiran membaca penting untuk guru-guru mengetahui tahap kemajuan murid-murid. Pentaksiran ini boleh dilakukan dalam pelbagai bentuk penilaian dan jenis pengujian. 
  • Kemahiran membaca merupakan keupayaan murid-murid membaca ayat dengan lancar serta sebutan, intonasi dan jeda yang betul. Penekanan perlu diberikan kepada aspek pemahaman dan penaakulan pelbagai bahan secara kritis dengan menggunakan pelbagai teknik membaca. 

Ciri-ciri Pentaksiran Membaca

Terdapat beberapa ciri-ciri pentaksiran. Antaranya ialah:
  • Pentaksiran merupakan satu proses yang berterusan. Pentaksiran tiada masa untuk dihentikan kerana guru-guru harus selalu pantau anak-anak muridnya dan membaca. 
  • Pentaksiran juga menjelaskan kemajuan pembelajaran seseorang. Dengan pentaksiran, kita boleh mengetahui tahap kemajuan seseorang pelajar dengan melihat tahap pembacaannya. Tambahan pula, pentaksiran menghendaki sampel kerja dan murid yang mencukupi. 
  • Seterusnya, pentaksiran boleh dilakukan secara penilaian sendiri. Murid-murid juga boleh menaksir penilaian pembacaan mereka sendiri dengan melihat kemampuannya membaca sesuatu. Pentaksiran juga terbuka dan tidak mempunyai batasan. Akhir sekali, teknik penilaian seharusnya memberi peluang kepada murid dengan merasai perubahan tingkah laku yang ingin dicapai oleh mereka. 


Matlamat Dalam Pentaksiran Membaca


Matlamat dalam pentaksiran kemahiran membaca terbahagi kepada tiga bahagian iaitu matlamat persepsi, matlamat kognitif, dan matlamat afektif.
  • Matlamat persepsi ialah matlamat yang ada dalam penilaian. Murid-murid harus prihatin terhadap kebolehan. Mereka bolah menyesuaikan kadar membaca dan peka terhadap sesuatu konsep perkataan. 
  • Matlamat kognitif ialah untuk mencapai matlamat ini dalam pentaksiran, keprihatinan harus ditumpukan terhadap jenis aras pemikiran yang digunakan semasa membaca. 
  • Matlamat afektif pula harus menimbulkan perasaan dan sikap murid terhadap bahan yang dibaca. Murid-murid dinilai secara berterusan dengan jujur dan adil agar pelajar dapat mengalami setiap aras kesukaran iaitu dari mudah kepada kompleks. 

Proses Pentaksiran Membaca

Proses pentaksiran membaca terbahagi kepada tiga bahagian iaitu bahagian mengenal pasti idea keseluruhan, mengenal idea utama dan sokongan, dan membuat ramalan dan kesimpulan.
  • Mengenal pasti idea keseluruhan ialah mesej utama yang disampaikan oleh penulis. Murid-murid boleh mendapat idea daripada penulis. Selain itu, mengesan pandangan, pendapat, dan emosi penulis. Seterusnya mengenal pasti prinsip penulisan. Sebagai contohnya, mengelaskan mengikut kronologi, pengelasan mengikut hierarki dan pengelasan mengikut ciri-ciri. 
  • Mengenal idea utama dan keterangan pula ialah dengan mengetahui idea utama. Idea utama selalunya mempunyai satu atau lebih idea utamanya. Selalunya idea utama hadir selepas penanda wacana. Jadi murid-murid boleh mengambil ayat selepas penanda wacana itu sebagai idea utama. Satu idea utama akan berada dalam setiap perenggan. 
  • Seterusnya, untuk mencari idea dan keterangan perlu ada sokongan. Apabila kita membaca sesuatu ayat selepas idea yang kita ambil, mungkin itu ialah sokongan untuk idea yang kita peroleh tadi. Sokongan itu ialah huraian atau keterangan yang menyokong idea utama. Sokongan ini juga perlu disertai dengan contoh-contoh. 
  • Membuat ramalan dan kesimpulan boleh dibuat sesudah pembaca mengesan isi tersirat. Isi –isi ini amat penting untuk membuat kesimpulan dan ramalan. Kita harus membaca dan teliti seluruh teks supaya dapat mengesan isi penting di dalam sesuatu karangan untuk membuat kesimpulan. Tetapi, tidak semestinya disokong dengan contoh dan keterangan. Ramalan dan keterangan ini lahir daripada resolusi dan kefahaman pembaca. 


Ringkasnya, pentaksiran membaca juga dianggap sebagai salah satu aktiviti pengajaran dan pembelajaran dan ia adalah penting bagi tujuan mengesan tahap kemajuan atau pencapaian kemahiran membaca bagi setiap murid-murid.



PENDEKATAN DALAM MENGAJAR MEMBACA


1. Pendekatan Holistik
  • Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. Pelajar diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). 
  • Pelaksanaan mengajar membaca secara holistik perlu bermula diperingkat awal membabitkan penyertaan pelbagai pihak termasuklah pelajar, guru,ibu bapa dan masyarakat sebagai usaha memperoleh manfaat sepenuhnya. 
  • Teks yang digunakan dalam bahan bacaan ialah teks autentik iaitu teks dalam bentuk penerbitannya yang sebenar. Pergantungan semata-mata pada buku teks di dalam kelas akan menghadkan pembacaan terhadap bahan yang tidak lengkap dan telah diubahsuai dengan keperluan dan kepadatan ruang dalam buku teks tersebut. 
Jadi, guru haruslah menggunakan buku dalam bentuk penerbitan supaya pelajar dapat menghalusi pemikiran penulis lebih mendalam.

2. Pendekatan Whole Languange
  • Pandangan tentang belajar dan cara mendorong proses tersebut agar pelajar dapat membaca secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil optimal (Weaver, 1990). 
  • Satu pendekatan dalam pengajaran bahasa dikembangkan berdasarkan pelbagai wawasan dan hasil penelitian dari pelbagai bidang ilmu antara lain pemerolehan bahasa dan pengembangan membaca dan menulis dan lain lagi.(Goodman,1986). 
  • Guru melaksanakan kurikulum yang sudah dirancang dan disiapkan secara terperinci. Murid akan memahami informasi yang disampaikan oleh guru secara langsung. Murid secara aktif dapat memahami dan menghayati pemahaman dan penghayatan prose pembacaan. 
  • Antara kaedah mengajar membaca adalah seperti membaca bebas, membaca secara berkoperatif, membaca dengan panduan guru, berkongsi membaca, dan membaca lantang. 
  • Ketika membaca bebas merupakan keadaan di mana pelajar terlebih dahulu membaca keseluruhan bahan bacaan yang mereka pilih. Pelajar berpeluang membaca bahan yang dipilih daripada sekumpulan bahan yang disediakan oleh guru manakala aktiviti bacaan yang dijalankan dalam bilik darjah dikawal oleh guru seberapa minimum. 
Perkara yang perlu ditegaskan dalam kaedah ini adalah arahan awal supaya pelajar membuat persediaan awal sebelum membaca seperti menyediakan soalan-soalan sebelum, ketika dan sesudah membaca sendiri.

3. Pendekatan dalam Mengajar Membaca Secara Berpusatkan Pelajar
  • Merupakan kaedah untuk meningkatkan penglibatan pelajar dalam proses pengajaran dan pembelajaran terutama dalam aspek membaca dan menggalakkan pelajar menjadi aktif dan tidak pasif. 
  • Guru merupakan seorang pemimpin yang memandu para pelajar menjalankan pendekatan dalam membaca sama ada secara berkumpulan atau individu. 
Pendekatan ini tidak bermakna pelajar akan menentukan apa yang ingin dipelajari atau lakukan tetapi, pendekatan ini boleh diinterpritasikan dengan pelajar memilih tajuk bacaan, kaedah membaca yang mereka ingin gunakan serta aktiviti yang mereka ingin lakukan.

4. Prinsip Mengajar Membaca Berpusatkan Pelajar
  • Daya berfikir, minat dan perbezaan individu pelajar merupakan pertimbangan utama dalam proses mengajar membaca. 
  • Aktiviti-aktiviti pengajaran dan pembelajaran dirancang untuk melibatkan pelajar secara aktif, dimana guru hanya sebagai fasilitator. 
  • Pembelajaran terarah kendiri dan akses kendiri diberi keutamaan. Penekanan diberikan terhadap penilaian kendiri. 

5. Penampilan Literasi dan Penguasaan Bahasa
  • Konsep penampilan literasi telah dicetuskan daripada pelbagai kajian yang dijalankan oleh M.M.Clay (1967), iaitu seorang tokoh dari New Zealand. 
  • Beliau menjalankan kajian yang menekankan aspek penguasaan bahasa dan tabiat membaca pada peringkat awal kanak-kanak hinggalah awal remaja. 
  • Kanak-kanak membina kemahiran membaca dan menulis tanpa titik permulaan atau pengakhiran. Kedua-dua kemahiran ini terbina secara serentak dan saling bergantung antara satu sama lain tanpa urutan yang tertentu. 
  • Proses bermula sebelum memasuki alam persekolahan, diperoleh melalui pengalaman dan aktiviti di sekeliling. Pembelajaran ini melibatkan proses komunikasi seperi membaca, menulis, bertutur, mendengar dan berfikir. 
  • Kanak-kanak akan menguasai tatabahasa asas bahasa ibundanya sebelum mencapai usia tiga tahun. Wujud perbezaan berbahasa antara kanak-kanak. 
  • Secara semulajadinya manusia mempunyai kemampuan untuk menguasai bahasa kerana terdapatnya sejenis alat dalam tubuh iaitu alat untuk menguasai bahasa Language Acquisition Device (LAD). 
  • Dari sudut kognitif, kanak-kanak menguasai bahasa secara berperingkat. Halliday (1975) pula berpendapat, penguasaan bahasa merupakan satu proses aktif yang berlaku apabila kanak-kanak cuba menggunakan bahasa yang betul menerusi kemampuannya membuat penelahan. 

6. Pendekatan Kesediaan Membaca
  • Kanak-kanak yang memasuki alam persekolahan perlu memiliki kesediaan untuk membaca dan belajar. 
  • Hal ini demikian kerana ramai kanak-kanak yang apabila memasuki tahun satu sudah mengenal huruf dan tahu membaca, namun sesetengah daripada mereka telah sampai tahun masih tidak dapat membaca dan menulis dengan baik. 
  • Maka, akan timbul persoalan apakah kanak-kanak ini tidak mempunyai kemampuan untuk belajar membaca ataupun memerlukan masa lagi untuk belajar membaca. 



PEMILIHAN BAHAN BACAAN


Pemilihan bacaan yang sesuai amat penting untuk menarik minat seseorang membaca. Penulisan ini menyenaraikan beberapa tips dalam memilih bahan bacaan. Antaranya ialah:


1. Sesuai Berdasarkan Peringkat Umur
  • Pemilihan bahan bacaan hendaklah sesuai dengan peringkat umur pembaca. 
  • Pemilihan bahan bacaan yang sesuai penting kerana setiap perbendaharaan kata dan bahasa yang digunakan boleh difahami oleh pelajar. Terdapat dua jenis bahan bacaan iaitu fiksyen dan bukan fiksyen. 

2. Keadaan Fizikal Bahan Bacaan
  • Fizikal yang dimaksudkan ialah fizikal bahan bacaan tersebut haruslah menarik minat pelajar. 
  • Fizikal bahan bacaan ini merangkumi reka bentuk termasuk saiz dan komponen, saiz font, dan keterampilan bahan tersebut. 
  • Bagi kanak-kanak keadaan bahan bacaan haruslah sesuai dengan umur dan keadaan kanak-kanak tersebut agar dapat menarik perhatian kanak-kanak untuk membaca. 

3. Isi Kandungan
  • Bahan bacaan yang baik ialah mempunyai isi kandungan yang bertepatan dengan tajuk. 
  • Pelajar harus mengenal jenis bahan bacaan yang dibaca sama ada berbentuk fiksyen atau bukan fiksyen. 
  • Selain itu, mempunyai kandungan yang dapat memberi mesej dan pengajaran kepada pembaca. 
  • Pemilihan bahan bacaan yang tepat dapat meransang kesedaran dan pemikiran yang kritis para pembaca 

4. Penggunaan Bahasa yang Sesuai
  • Pemilihan bahan bacaan yang sesuai dapat membantu pelajar meningkatkan literasi. 
  • Contohnya dalam penggunaan kosa kata, rangkai kata, tatabahasa dan frasa yang sesuai dengan tahap pemikiran pembaca. 

5. Bacaan Imbas
  • Bacaan imbasan yang juga dikenali sebagai scanning adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara sepintas lalu. Hal ini disebut sebagai membaca tinjauan. 
  • Biasanya sebelum kegiatan membaca itu dilakukan, pembaca akan meneliti terlebih dahulu bahagian-bahagian buku atau apa sahaja yang harus ditelaah. 
  • Hal ini dilakukan untuk mendapatkan maklumat awal dan gambaran keseluruhan tentang buku tersebut sebelum ia menjadi pilihan untuk dibaca. 
  • Membaca sepintas lalu ini melibatkan pembaca memeriksa, meneliti indeks, melihat daftar kata yang terdapat dalam buku tersebut. 
  • Kadang kala proses melihat-lihat, memeriksa dan meneliti judul-judul bab juga dilakukan. 
  • Hal ini juga berlaku pada skema, rangka kasar buku, bahagian bibliografi, kandungan prakata, pendahuluan, sinopsis, abstrak dan sebagainya.

Tuesday 6 May 2014

MASALAH MEMBACA


FAKTOR MENYEBABKAN MASALAH MEMBACA

FAKTOR DALAMAN

Faktor Fizikal
Kecacatan yang ringan terhadap deria tidak akan mendatangkan kesan negatif terhadap kebolehan membaca., tetapi kecacatan yang berat boleh menyebabkan tidak berkeupayaan membaca. Antara kecacatan fizikal yang amat mempengaruhi keupayaan membaca ialah:
1.       Penglihatan
Apakah kesannya terhadap tidak berkeupayaan membaca? Mungkinkah simptom atau tanda yang berikut boleh menyebabkan tidak berkeupayaan membaca?

a) Juling – menggunakan (fokus) kedua-dua biji mata ke arah yang sama. Ini akan mengakibatkan imej bagi satu benda yang sama kelihatan tidak sama saiz dan bentuknya
b) Rabun dekat – (myopia) tidak dapat melihat pada jarak yang jauh.
c)  Rabun jauh – tidak dapat melihat bagi jarak yang dekat.
d) Astigmatism- penglihatan yang kabur diakibatkan kurang fokus cahaya pada salah satu atau kedua-dua hujung retina.
e) Amblyopiks – satu keadaan imej daripada salah satu biji mata tidak sampai ke otak.

      Kesemua simton ini akan menyebabkan masalah kepada seseorang kanak-kanak untuk menggunakan penglihatan pada peringkat awal daldm kemahiran membaca iaitu mencerap imej huruf yang dipaparkan pada permukaan bertulis. Jika pada peringkat awal ini sukar dilakukan, maka kanak-kanak akan menghadapi masalah untuk meneruskan proses membaca pada peringkat seterusnya iaitu peringkat mendekod.

Persepsi Penglihatan – pelajar yang mempunyai persepsi penglihatan yang bercelaru akan menyebabkan kesukaran untuk membaca. Sebahagian daripada simptomnya ialah:


a) Perkataan kelihatan seolah-olah satu percampuran huruf yang tidak bermakna, seperti 
musik menjadi msuki.
b) Huruf atau perkataan menjadi terbalik – seperti contoh b menjadi d, atau perkataan bas menjadi das. Jika jenis percetakan atau saiz huruf bertukar, pelajar tidak dapat mengenal pasti huruf yang sebenar.
c) Satu perkataan kelihatan seperti imej cermin.
d) Pelajar yang tidak dapat membezakan suku kata.

Kesemua masalah penglihatan ini perlu diketahui perbezaannya agar kanak-kanak yang bermasalah dapat diberikan rawatan yang betul. Kebanyakan masalah tidak berkeupayaan membaca dapat diselesaikan dengan memperbetulkan aspek penglihatan kerana inilah kebanyakan punca tidak berkeupayaan membaca bermula.

      2.        Pendengaran (Auditori)
Pelajar yang mempunyai masalah pendengaran yang teruk akan menghadapi masalah untuk belajar membaca. Pelajar yang mempunyai masalah pendengaran yang ringan boleh dibantu dengan teknik yang dapat meningkatkan perbendaharaan kata. Mereka yang mempunyai masalah pendengaran juga akan menghadapi masalah untuk membezakan bunyi vokal dan konsonan. Contohnya kanak-kanak ini tidak dapat membezakan antara vokal a dengan vokal e, u dengan o, i dengan e. Kerencatan pendengaran juga terdapat dalam dua kategori, iaitu kerencatan sementara dan kerencatan kekal. Kerncatan sementara boleh dirawat dengan mendapatkan rawatan dokotr perubatan biasa seperti pembersihan lubang telinga atau mengambil antibiotik, tetapi kerencatan yang kekal perlu kepada rawatan pakar, sama ada rawatan jangka panjang atau memerlukan pembedahan. Guru pemulihan tidak dapat melakukan kedua-dua jenis rawatan ini. Hanya doktor perubatan dan pakar Telinga, Hidung dan Tekak (Ear, Nose and Throat –ENT) sahaja yang boleh melakukannya.

      3.       Pertuturan
Punca masalah pertuturan (seperti kecelaruan bunyi suara, nada yang tidak menentu, pertuturan spastik, dan sebagainya) ialah masalah emosi, kelewatan pertumbuhan, kurang pendengaran, pertumbuhan kerongkong yang tidak lengkap, sumbing, dan kecederaan otak atau sebahagian daripada otak. Namun demikian tidak semua punca masalah pertuturan ini boleh mengakibatkan masalah tidak berkeupayaan membaca. Jika ada pun kesannya ialah kesan tidak langsung, iaitu kesan psikologikal.

      4.       Faktor Neurologikal
Neurologi ialah kajian yang berkait sistem saraf iaitu sistem saraf manusia termasuklah sistem dalam otak, tulang belakang, urat, ganglia (tisu urat yang pelbagai), dan bahagian organ reseptor. Sebahagian daripada bahagian neurologi ini boleh memberikan kesan terhadap kebolehan membaca. Faktor neurologi berkait dengan masalah kesihatan yang diakibatkan jangkitan kuman atau prakelahiran.

Kerosakan Otak
Kerosakan otak boleh diakibatkan oleh kecederaan, penyakit, atau kesan bahan toksit yang mencemar otak atau bahagian otak. Kecederaan otak juga boleh terjadi sejak dilahirkan (pre-natal neurological disorder). Ini semua akan menyebabkan lesion atau perubahan yang luar biasa terhadap bentuk. Biasanya pengesanan terhadap kecederaan otak ini boleh dilakukan menerusi electroencephalogram (EEC), tetapi tidak semua keputusan ujian EEC bertepatan walaupun disertakan dengan kajian sejarah kelahiran.

Neurologi Tidak Berfungsi
Bahagian otak yang tidak berkembang sepenuhnya atau bahagian otak yang tertutup sebahagiannya sejak dilahirkan. Buta perkataan bagi orang dewasa boleh juga diakibatkan oleh serangan sakit jantung. Hyperlexia – seseorang yang lambat perkembangan bahasa dan akal. Simpton ini juga boleh mneyebabkan masalah tidak berkeupayaan membaca dan pembelajaran yang serius.

Faktor Keturunan
Ada kajian yang mengatakan keturunan kuat mempengaruhi kemampuan untuk belajar. Contoh kanak-kanak kembar, kembar seiras dan kembar seibu (identical and fraternal twin), menunjukkan kemampuan yang berbeza dalam pencapaian. Kembar seiras lebih rapat hubungannya dalam pencapaian daripada kembar seibu. Begitu juga kajian yang mengaitkan pencapaian pelajar membaca dengan latar belakang keluarga membuktikan anak yang berasal daripada keluarga yang tidak tahu membaca lebih lemah dalam pencapaian membaca berbanding anak yang berasal daripada keluarga yang tahu membaca.
Namun demikian pengaruh persekitaran juga amat penting untuk melihat pencapaian kanak-kanak. Oleh itu beberapa perkara yang penting dalam keluarga ialah bagaimana ahli keluarga menyediakan persekitaran membaca yang banyak, minat ibu bapa terhadap kejayaan anak-anak dalam pelajaran, dan model bahasa yang ditunjukkan oleh ibu bapa kepada anak-anak.

Faktor Emosi
Kerapnya bukan emosi yang mempengaruhi kejayaan membaca tetapi kegagalan dalam membaca akan mengganggu emosi seseorang pelajar. Pelajar yang gagal membaca akan mempunyai rasa rendah diri, terasing, tidak bermotivasi, kecewa, malas, gagal, dan sebagainya. Namun demikian ada juga kanak-kanak yang mempunyai masalah emosi yang mengganggu pencapaian mereka dalam pelajaran umumnya dan membaca khasnya. Kes penderaan, kes kanak-kanak terbiar, dan kes perpecahan keluarga boleh mengakibatkan gangguan emosi kepada kanak-kanak. Kanak-kanak yang tertekan juga boleh menyebabkan emosi mereka terganggu.


FAKTOR LUARAN
      
      1.       Faktor Sosio-ekonomi
Status sosio-ekonomi (SES) kerap menjadi salah satu pembolehubah dalam kajian yang berkaitan pencapaian pelajar untuk membaca. Kanak-kanak dari SES rendah selalunya mempunyai pencapaian yang rendah dan kanak-kanak dari SES tinggi selalu mendapat pencapaian yang tinggi juga. Keturunan kaum dan perbezaan budaya juga boleh mempengaruhi pencapaian pelajar dalam membaca.

Walau apapun punca masalah tidak berkeupayaan membaca, satu perkara yang perlu diambil perhatian ialah pengesanan awal dan cadangan kepada pihak sekolah dan ibu bapa. Tindakan awal dapat diambil bagi membantu kanak-kanak ini agar mereka tidak terus tercicir dalam sistem pendidikan kita yang berasaskan umur akal, kerana jika kanak-kanak ini tidak dibantu dari awal kemungkinan untuk mereka berjaya pada tahap yang lebih tinggi adalah tipis bagi kebanyakan kes. Guru literasi Bahasa Melayu yang biasa tidak akan dapat membantu kerana mereka tidak dilatih untuk memperbetulkan banyak keadaan yang dibincangkan di atas. Hanya pakar perubatan, pakar psikologi, dan pakar kanak-kanak sahaja yang dapat memberikan rawatan yang sewajarnya bagi memperbetulkan kebanyakan masalah di atas. Tambahan teknik mengajar yang salah akan menyebabkan keadaan menjadi bertambah buruk dan tidak membantu langsung situasi yang dibincangkan.

      2.       Faktor Instruksional
Kaedah, teknik dan strategi pengajaran guru amat penting bagi menetukan kejayaan pelajar mencapai objektif pembelajaran. Dalam proses pengajaran dan pembelajaran membaca, kaedah dan teknik yang digunakan guru perlulah sesuai dengan tahap perkembangan dan keupayaan pelajar. Berdasarkan banyak kajian yang dilakukan, kaedah, teknik dan strategi pengajaran amat mempengaruhi kejayaan dan keberkesanan pelajar menguasai sesuatu kemahiran. Faktor instrusional guru juga merupakan faktor luaran yang boleh mempengaruhi kejayaan pelajar menguasai kemahiran membaca pada pelbagai tahap yang berbeza.

      3.       Faktor Motivasi
Motivasi dari pihak luar juga amat mempengaruhi keupayaan membaca. Kanak-kanak yang kerap digalakkan membaca dan diberi peluang untuk membaca akan lebih pantas menguasai kemahiran membaca daripada kanak-kanak yang tidak ada galakan dan tidak diberikan persekitaran membaca yang kaya. Galakan dan dorongan membaca yang datang dari pihak luar, seperti dari pihak sekolah dengan mengadakan pelabagi program membaca amat berkesan dalam memberikan semangat yang positif dalam kalangan pelajar bagi menguasai kemahiran membaca. Program membaca perlu dilaksanakan bagi kanak-kanak yang berbeza keupayaannya.


      4.       Faktor Genetik
Perbezaan perkembangan otak seseorang manusia yang berkaitan dengan pembelajaran pemikiran kadang kala sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Penanda genetik untuk pembaca yang lemah telah dikenalpasti pada kromosom 6 dan 15 (Kibby & Hynd, 2001). Kanak-kanak bermasalah pembelajaran boleh berpunca daripada keturunan dan kerap berlaku dalam sesuatu keluarga. Kanak-kanak yang bermasalah pembelajaran begini dapat dilihat dalam keluarga yang mempunyai pola yang sama seperti masalah pembelajaran yang dipunyai oleh ibu bapa waktu mereka bersekolah.





BELAJAR MEMBACA


BELAJAR MEMBACA
  • Apa bezanya antara membaca dengan menonton? Apa yang berlaku ketika seseorang membaca?


PROSES MEMBACA
  • Proses membaca sangat berkait dengan proses penglihatan
  • Kajian dalam bacaan cuba untuk mencari jawapan bagaimanakah simbol di permukaan bertulis bertukar menjadi persembahan minda yang bermakna
  • Membaca melibatkan penglihatan minda, tetapi isu penglihatan mata juga merupakan satu isu yang amat banyak dibincangkan bagi memahami proses membaca ini.
  • Contohnya, pusat tumpuan mata ketika membaca, kelebaran jangka masa penglihatan, dan mendekod perkataan.


Fungsi mata
  • Kita dapat melihat kerana adanya cahaya sesuatu objek yang dapat dicerap oleh mata
  •  Apabila cahaya dikesan, isyarat akan dihantar ke otak dan otak akan memproses maklumat untuk difahami
  • Otak akan memberikan kefahaman tentang bentuk, jarak, dan pergerakan yang kita lihat menerusi lensa mata.

Pusat tumpuan mata ketika membaca
  • Ketika membaca mata akan bergerak mengikut garis dalam bahan yang bertulis.
  • Mata akan tertumpu pada sesuatu bahagian dalam perkataan, perkataan dan ayat mengikut kelancaran pembaca.
  • Tujuan menumpukan perhatian terhadap perkataan atau teks ialah untuk memancarkan bahan tersebut pada retina (disebut fovea), ketajaman terhadap tumpuan akan berkurangan berdasarkan jarak antara mata dan teks.

Kajian tumpuan mata ketika membaca
  • Kajian lebih berminat terhadap apa yang berlaku pada masa tumpuan daripada pergerakan antara tumpuan (saccades).
  • Kajian begini berguna bagi memastikan tahap kesukaran dalam bahagian teks yang berbeza.
  • Masa tumpuan yang digunakan pembaca juga memberikan penjelasan terhadap bentuk pemprosesan penglihatan dan konsep sesuatu teks.


Dapatan kajian
  • Pembaca akan memusatkan 80% tumpuan terhadap jenis perkataan kandungan seperti kata nama, kata kerja adjektif, dan 20% lagi pada perkataan fungsian.
  • Masa yang digunakan oleh pembaca bagi membuat tumpuan adalah berbeza dan bersistematik
  • Pembaca yang lemah membuat tumpuan yang lebih lama
  • Teks yang sukar memerlukan tumpuan yang lebih lama
  • Pembaca yang baru memerlukan tumpuan yang lebih lama
  • Perkataan yang kurang biasa memerlukan tumpuan mata yang lebih lama
  • Perkataan diinterpretasi ketika tumpuan dilakukan, bukan menunggu sehingga perkataan yang seterusnya, kecuali dalam keadaan yang tertentu. Jika berlaku kesilapan dalam interpretasi, maka prosedur kecekapan pemulihan akan berlaku bagi mengenalpasti kesilapan.
  • Pembaca akan melihat kembali pada perkataan yang bermasalah dan membuat interpretasi alternatif.

Kajian tentang tumpuan mata
  • Tumpuan mata bukan punca pembaca cekap atau lemah, sebaliknya ia merupakan tanda bagi proses penglihatan dan pemahaman.
  • Memahami proses ini akan membantu kita memahami apa yang dilakukan pembaca ketika membaca dengan itu dapat dijadikan panduan bagi merangka program membaca dan pemilihan bahan bacaan serta merancang program pemulihan dengan lebih baik.

Kelebaran jangka masa tumpuan
  •  Pembaca yang normal akan menumpukan pemerhatian terhadap perkataan yang penting.

                        The two faction were at a standstill
                        The rebels guarded the pyctce with their gun
  • Menggunakan kawalan skrin komputer pembaca menumpukan perhatian pada bukan perkataan “pyctce” ,tetapi pada perkataan sebelum dan selepasnya bagi mencari kiu untuk memahami perkataan “pyctce”

-          Kajian tentang kelebaran jangka masa tumpuan dilakukan bagi mengenal pasti :
                     i.            Di mana jangka masa tumpuan tersebut berlaku?
                   ii.             Bagaimana maklumat diintegrasikan di antara jangka masa tumpuan?
                  iii.            Bagaimana dan di mana tempat yang sesuai untuk mengubah jangka masa tumpuan?

Mengekod
  • Langkah pertama untuk membaca ialah untuk mengenalpasti permukaan bercetak dan memecahkan kod perkataan, mengenalpasti bentuk ortografik dan memperolehi maksud perkataan berdasarkan kamus makna yang terdapat dalam pemikiran pembaca.

Kiu bunyi
  • Persoalan yang sering dikemukakan ialah, adakah bunyi bagi perkataan boleh membantu untuk memperoleh makna?
  • Ada pembaca yang mengatakan bahawa mereka mendengar bunyi bagi perkataan yang dibaca, dan ini mencadangkan bahawa terdapatnya komponen fonologi dalam membaca. 
            Hubungan mata dengan pendengar
  • Membaca dan mendengar ada kaitan yang rapat
  • Hal yang demikian ini bermaksud ketika membaca seseorang seolah-olah       mendengar penulis teks bercakap dengannya
  • Pembaca yang baik ialah seorang pendengar yang baik juga
            Kod fonologi
  • Isu pertama ialah penggunaan kod fonologi dalam ingatan jangka pendek
  • Namun kebanyakan kajian yang dilakukan mendapati bahawa pembaca yang berkemahiran tidak menggunakan kod fonologi bagi memperoleh makna.
Kiu dari kod fonologi
  • Walau bagaimanapun, pembaca yang agak lemah akan cuba menggunakan kod fonologi untuk meneka makna perkataan , sekurang-kurangnya mereka menggerakkan bibir untuk meneka makna dalam petikan yang dibaca.
  • Bagi pembaca yang mahir mereka akan hanya menggunakan kod fonologi bagi memperoleh makna perkataan yang agak sukar dan membantu mereka dalam ingatan jangka pendek.
Unit perkataan
  • Isu kedua ialah unit perkataan yang ingin didekodkan, sama ada abjad atau gabungan abjad, sukukata, atau seluruh perkataan.



TEORI MEMBACA



1. MODEL BOTTOM-UP
  • Gough (1972-1985) ialah tokoh utama teori ini. Model ini menyatakan individu memulakan proses membaca apabila matanya mengenal pasti matlamat visual yang tertera dalam teks yang dibaca melalui siri perlakuan yang berurutan.
  •  Berdasarkan pemerhatian, tumpuan mata pembaca ke atas teks menghala kepada maklumat secara relative. Gough juga mengandaikan bagi setiap penetapan membaca teks, pembaca memberikan tumpuan kepada teks, masa yang diambil oleh seseorang pembaca adalah 100 milisaat bagi memproses 15-20 huruf dan ruang sebelum maklumat bagi penetapan seterusnya diproses.
  • Pengalaman murid dicungkil bagi menimbulkan minat mereka dalam perbincangan
  • Guru juga membincangkan beberapa istilah yang dianggap penting dan dapat difahami murid dengan jelas
  • Guru membincangkan isu-isu yang dianggap berkaitan topik perbincangan dengan lebih terperinci
  • Setelah perbincangan dilaksanakan dengan berkesan barulah guru membahagikan teks untuk bacaan
  • Murid membaca teks dan cuba mengaitkan kandungan teks dengan topik perbincangan yang telah dijalankan sebelum itu.


2. MODEL TOP-DOWN
  • Model atas-ke-bawah (t0p-down model) adalah berasaskan psikolinguistik oleh Goodman (1967-1970) dan Smith (1971- 1978).
  • Model ini memfokuskan peranan pembaca dan bacaannya yang bersifat linear tetapi bergerak daripada atas ke bawah.
  • Pembaca memainkan peranan utama semasa mamahami teks yang dibaca. Pembaca menggunakan pengetahuan bahasa bagi meramal teks dan mengurangkan kebergantungan pada cetakan teks dan bunyi bahasa.
  • Oleh yang demikian, apabila pembaca membaca teks, maksud dan jangkaan pembaca dapat membantu menghuraikan anggapan maklumat yang dibaca sama ada dalam bentuk visual ataupun bukan visual. Kedua-dua jenis maklumat itu boleh saling bertukar ganti antara satu dengan yang lain.
  • Proses pengajaran bermula dengan teks.
  • Guru membahagi-bahagikan teks kepada murid.
  • Murid membaca teks, sama ada secara senyap atau membaca secara lantang.
  • Guru meminta murid mengambil perhatian terhadap istilah-istilah penting dan istilah yang tidak difahami oleh murid .
  • Murid mencari makna perkataan dan frasa sama ada berlandaskan hubung kait dalam petikan atau dalam kamus.
  • Guru mengarahkan murid mencari isi-isi penting dalam petikan.
  • Pemahaman teks diteruskan dengan membincangkan setiap perenggan.
  • Maksud keseluruhan petikan dikenalpasti.
  • Guru cuba mengaitkan petikan dengan pengalaman latar murid tentang tema utama, kandungan dan isu yang dibincangkan dalam petikan.



3. MODEL INTERAKTIF
  • Model ini merupakan kombinasi antara pemahaman model Top-Down dan model Bottom-Up. Pada model interaktif, pembaca mengadaptasi pendekatan top-down untuk memberi makna, kemudian beralih ke pendekatan bottom-up untuk menguji apakah hal itu benar-benar dikatakan oleh penulis. Hal ini bermakna, kedua model tersebut terjadi secara berkaitan ketika membaca.
  • Perkembangan awal model ini banyak dibincangkan oleh Rumelhart (1977) dan Stanovich (1980-1981). Menurut Rumelhart, membaca adalah proses perceptual dan kognitif. Tambahan pula, pembaca yang mahir perlu menggunakan maklumat deria, semantic dan pragmatic bagi menyempurnakan tugasan dalam membaca yang ditetapkan.
  • Membaca merupakan suatu interaksi antara pembaca dengan teks. Dengan teori itu, dijelaskan bagaimana seorang pembaca menguasai, menyimpan dan mempergunakan pengetahuan dalam format skema. Kegiatan membaca adalah proses membuat hubungan yang bererti bagi informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
  • Menurut pandangan interaktif, membaca didahului dengan formulasi tentang hipotesis tentang makna, kemudian dilanjutkan dengan menguraikan makna huruf, kata, dan kalimat dalam bacaan. Model interaktif adalah model membaca yang menggunakan secara serentak antara pengetahuan informasi grafik dan informasi yang ada dalam fikiran pembaca.
  • Proses membaca menurut pandangan interaktif adalah proses intelektual yang kompleks, mencakupi dua kemampuan utama, iaitu kemampuan memahami makna kata dan kemampuan berfikir tentang konsep verbal (Rubin, 1982). Pendapat ini mengisyaratkan bahawa ketika proses membaca berlangsung, terjadi konsentrasi dua arah pada fikiran pembaca dalam waktu yang sama.
  • Dalam melakukan aktiviti membaca, pembaca secara aktif memberi ransangan dan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Selain itu, pembaca dituntut untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya atau makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui teks yang dibacanya.



4. MODEL TRANSACTIONAL
  • Model ini diperkenalkan oleh Bil Hiutt (1994).
  • Setiap guru yang merancang pengajaran mesti terlebih dahulu kenalpasti apa yang hendak dicapai oleh pelajar di akhir pelajaran.
  • Dalam mata pelajaran Pendidikan Islam misalnya, guru hendakkan pelajar boleh menyebut rukun-rukun wudhuk,  dan ini menjadi objektifnya atau output. Dengan demikian, guru haruslah merancang penyampaiannya mengikut kaedah dan teknik yang sesuai.  Antaranya mengulang-ulang rukun tersebut sehingga pelajar dapat mengingati dan menyebutnya.  Sebaliknya, jika objektifnya ialah  pelajar boleh mengambil wudhuk dengan betul,  maka tentulah kaedah pengajarannya berlainan, iaitu menggunakan kaedah tunjuk cara (demonstrasi) dan amali atau lakonan.  Dengan menggunakan kaedah ini pelajar lebih faham dan ingat kerana mereka melakonkan atau melakukannya sendiri secara praktikal.  Pelajar  boleh mengambil wudhuk dengan cara yang betul itulah yang dikatakan out put atau objektif khas.
  • Penyampaian yang menggunakan berbagai-bagai-bagai kaedah ini dipanggil classroom process. Menurut Bil, peringkat ini mengandungi tiga sub-kategori, iaitu perlakuan guru, perlakuan murid dan keadaan kelas yang mana ketiga-tiganya saling bertindak.